BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Filasafat menjadi sebuah ilmu yang pada sisi-sisi tertentu berciri eksak di samping nuansa khas filsafat, yaitu spekulasi, keraguan, rasa penasaran dan ketertarikan. Filsafat juga bisa berarti perjalanan menuju sesuatu yang paling dalam, sesuatu yang biasanya tidak tersentuh oleh disiplin ilmu lain dengan sikap skeptis yang mempertanyakan segala hal. Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan
Filsafat juga tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat tidak didalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu. Akhir dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah proses dialektika. Untuk studi falsafi, mutlak diperlukan logika berpikir dan logika bahasa.
Filsafat juga dapat diartikan sebagai suatu cara berpikir dan mersa sedalam-dalamnya terhadap segala sesuatu. Filsafat juga melakukan hubungan erat dengan penyelidikan terhadap nilai atau martabat dan tindakan manusia. Tidak hanya itu, filsafat juga menelaah hal-hal yang menjadi objeknya dari sudut intinya yang mutlak, mendalam tapi tidak berubah. Karena begitu luasnya kajian filsafat, maka kami mencoba mengangkat dan mengertikan filsafat dalam bentuk makalah.
B. Batasan Masalah
2. Aliran – Aliran Filsafat ?
3. Manfaat Filsafat Bagi Manusia?
C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui pengertian filsafat.
2. Untuk mengetahui aliran – aliran filsafat.
3. Untuk mengetahui manfaat filsafat bagi manusia.
2. Untuk mengetahui aliran – aliran filsafat.
3. Untuk mengetahui manfaat filsafat bagi manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian filsafat
Kata filsafat atau falsafat, berasal dari bahasa Yunani. Kalimat ini berasal dari kata Philosophia yang berarti cinta pengetahuan. Yang terdiri dari kata philos yang berarti cinta, senang, suka, dan kata sophia berarti pengetahuan, hikmah dan kebijaksanaan ( Ali, 1986 : 7 ). Hasan Shadily ( 1984 : 9 ) mengatakan bahwa filsafat menurut asal katanya adalah cinta akan kebenaran. Dengan demikian dapat ditarik suatu pengertian bahwa filsafat adalah cinta kepada ilmu pengetahuan atau kebenaran, suka kepada hikmah dan kebijaksanaan. Jadi seorang yang berfilsafat adalah orang yang mencintai kebenaran , berilmu pengetahuan, ahli hikmah dan bijaksana.
Menurut Imam Barnadib menjelaskan, filsafat sebagai pandangan yang menyeluruh dan sistematis. Dikatakan menyeluruh karena filsafat bukan hanya sekedar pengetahuan melainkan juga suatu pandangan yang dapat menembus sampai balik pengetahuan itu sendiri. Dikatakan sistematis karena filsafat menggunakan berfikir secara sadar, teliti dan teratur sesuai dengan hukum – hukum yang ada (barnadib, 1994 : 11 -12 ). Secara rinci Harun Nasution berpendapat, filsafat ialah berfikir menurut tata tertib ( logika ), bebas ( tidak terikat pada tradisi, dan agama ) dan dengan sedalam – dalamnya sehingga sampai ke dasar – dasar persoalan. (Nasution, 1973 : 24 ). Menurut Jujun S. Suriasumantri filsafat merupakan cara berfikir radikal, sistematis, menyeluruh dan mendasar untuk sesuatu permasalahan yang mendalam.
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan yang amat luas ( komprehensif ) yang berusaha untuk memahami persoalan – persoalan yang timbul di dalam keseluruhan ruang lingkup pengalaman manusia.
Dapat disimpulakan dari uraian diatas bahwa filsafat adalah merupakan cara berfikir seseorang yang radikal, sistematis, menyeluruh dan mendasar untuk menyelesaikan permasalahan yang mendalam sehingga dapat diambil kesimpulan yang bijaksana.
Ada beberapa pandangan para ahli tentang pengertian filsafat sebagai berikut :
1. Menurut Soetriono ( 2007 : 20 ) menjelaskan filsfat terdiri dari atas kata philein yang berarti cinta dan sophia yang berarti kebijaksanaan. Filsafat berarti cinta kebijaksanaan. Cinta berarti berhasrat yang besar atau yang berkobar – kobar atau yang bersungguh – sungguh. Kebijaksanaan artinya kebenaran sejati atau kebenaran yang sesungguhnya. Jadi filsafat artinya hasrat atau keinginan yang sungguh akan kebenaran sejati.
2. Menurut Fuad Ihsan ( 2010 : 30 ) mengemukakan filsafat adalah suatu ikhtisar untuk berfikir radikal, artinya mulai dari radiksnya suatu gejala dari akar suatu hal yang hendak di masalahkan.
3. Menurut Muhmidayeli ( 2011 : 8 ) menjelaskan filsafat adalah suatu proses berfikir logis, kritis, dan sistematis tentang segala realitas yang ada yang mungkin ada yang akan menjadi sikap dan keyakinan yang sangat dijunjung tinggi oleh subjeknya. Filsafat adalah upaya yang dilakukan seseorang mendapatkan pemahaman dan gambaran makna yang jelas dan benar tentang sesuatu dalam keseluruhan hakikatnya.
4. Menurut Suwardi Endraswara ( 2012 : 3 ) filsafat adalah sebagai petunjuk arah kegiatan ( aktivitas ) manusia dalam segala bidang kehidupan. Syarat – syarat filsafat sebagai ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang metodis, sistematis dan koheren tentang seluruh bidang kehidupan. Dari uraian diatas filsafat adalah ilmu istimewa yang mencoba menjawab masalah – masalah yang tidak dapat di jawab oleh ilmu pengetahuan biasa karena masalah – masalah tersebut di luar jangkauan ilmu pengetahuan biasa.
5. Menurut Jalaluddin ( 1997 : 10 ) filsafat adalah suatu lapangan pemikiran dan penyelidikan manusia yang amat luas ( komprehensif ). Filsafat menjangkau semua persoalan dalam daya kemampuan pikiran manusia filsafat mencoba menegerti, menganalisis, menilai dan menyimpulakn semua persoalan – persoalan secara mendalam. Kebenaran dalam filsafat adalah suatu kebenaran yang relatif. Artinya kebenaran itu sendiri selalu mengalami perkembangan sesuai dengan perubahan zaman dan peradaban manusia.
Dari beberapa pengertian menurut para ahli dapat di ambil kesimpulan bahwa filsafat adalah suatu ilmu pengetahuan yang metodis, sistematis dan koheren dalam upaya yang dilakukan seseorang mendapatkan pemahaman dan gambaran makna yang jelas dan benar dalam menyelasaikan masalah yang ada.
B. Aliran – Aliran filsafat
Ada beberapa aliran filsafat diantaranya sebagai berkut :
1. Aliran idealisme
Aliran idealisme adalah suatu aliran ilmu filsafat yang mengagungkan jiwa, menurutnya cita adalah gambaran asli yang semata – mata bersifat rohani dan jiwa terletak di antara gambaran asli ( cita ) dengan bayangan dunia yang tertangkap oleh panca indera ( suryadipura, 1994 : 133) dalam pertemuan antara jiwa dan cita melahirkan suatu angan – angan yaitu idea. Idea yaitu selalu tetap atau tidak mengalami perubahan serta pergeseran yang mengalami gerak yang tidak dikategorikan idea (poedjawijatna, 1987 : 23 ). Keberadaan idea tidak nampak dalam wujud lahiriah tetapi gambaran yang asli hanya dapat dipotret oleh jiwa murni. Alam dalam pandangan idealisme adalah gambaran dari dunia idea sebab posisinya tidak menetap sedangkan yang dimaksud dengan idea adalah hakikat murni dan asli dan keberadaannya sangat absolut dan kesempurnaannya sangat mutlak, tidak bisa dijangkau oleh material ( ali, 1986 : 29 ), pada kenyataannya idea digambarkan dengan dunia yang tidak berbentuk demikian jiwa bertempat di dalam dunia yang tidak bertubuh yang dikatakan dunia idea.
Menurut Berguson, rohani merupakan sasaran untuk mewujudkan suatu visi yang lebih jauh jangkauannya, yaitu intuisi dengan melihat kenyataan bukan sebagai materi yang beku maupun dunia luar yang tak dapat dikenal tetapi melainkan dunia daya hidup yang kreatif ( peursen, 1978 : 36 ).
Aliran idealis identik dengan alam dan lingkungan sehingga melahirkan dua macam realita :
a. Yang nampak, yaitu apa yang dialami oleh kita selaku makhluk hidup dalam lingkungan ini seperti ada yang datang dan pergi, ada yang hidup dan ada yang mati demikian seterusnya.
b. Realitas sejati, yang merupakan sifat yang kekal dan sempurna
( idea ), gagasan dan pemikiran yang utuh didalamnya terdapat nilai – nilai yang murni dan asli, kemudian kemutlakan dan kesejatian kedudukannya lebih tinggi dari yang nampak, karena idea merupakan wujud yang hakiki ( Ibid, 1978 : 61 ).
Prinsipnya aliran idealisme mendasari semua yang ada dan yang nyata di alam ini hanya idea, dunia idea meruapakan lapangan rohani dan bentuknya tidak sama dengan alam nyata seperti yang nampak dan tergambar. Sedangkan ruangannya tidak mempunyai batas dan tumpuan yang paling akhir dari idea adalah arche yang merupakan tempat kembali kesempurnaan yang disebut dunia idea dengan tuhan, arche sifatnya kekal dan sedikitpun tidak mengalami perubahan.
Inti yang terpenting dari ajaran ini adalah manusia menganggap roh atau sukma lebih berharga dan lebih tinggi dibandingkan dengan materi bagi kehidupan manusia. Aliran idealisme berusaha menerangkan secara alami pikiran yang keadaannya secara metafisis yang baru berupa gerakan – gerakan rohaniah dan dimensi gerakan tersebut untuk menemukan hakikat yang mutlak dan murni pada kehidupan manusia, demikian juga hasil adaptasi individu dengan individu lainnya oleh karena itu adanya hubungan rohani yang akhirnya membentuk kebudayaan dan peradaban baru ( Bakry, 1992 : 56 ).
2. Aliran Materialisme
Aliran materialisme adalah sesuatu aliran filsafat yang berisikan tentang ajaran kebendaan, dimana benda merupakan sumber segalanya, sedangkan yang dikatakan materialistis mementingksn kebendaan menurut materialisme ( Poerwadarminta, 1984 : 683 ). Aliran ini, berfikir dengan sederhana, mereka berfikir realitas sebagaimana adanya, kenyataannya aliran ini memberikan suatu pernyataan bahwa segala sesuatu yang ada di semua alam ini ialah semua yang dapat dilihat atau diobservasi, baik wujudnya maupun gerakan – gerakannya serta peristiwa – peristiwanya.
Pada fokusnya Aliran materialisme mengutamakan benda dan segala berawal dari benda demikian juga yang nyata hanya dunia materi, segala kenyataan yang ada itu berdasarkan zat atau unsur dan jiwa, roh, sukma ( idea : idealisme )oleh aliran materialisme dianggap pula sejenis materi, tetapi mempunyai sifat yang berbeda dibandingkan dengan sifat materi karena jiwa, roh, sukma itu mempunyai naluri untuk bergerak dengan sendiri, sedangkan mempunyai gerakan yang terbatas sehingga tidak bebas atau kaku.
Menurut Leukipos dan Mokritos ( 460 – 370 SM ), mengemukakan pendapat bahwa kejadian di seluruh alam terjadi oleh atom kecil, yang mempunyai bentuk dan bertubuh, dan lanjutnya jiwapun dari atom kecil yang mempunyai bentuk bulat dan mudah bereaksi untuk mengadakan gerak ( Suryadipura 1994 : 130 ), demikian atom – atom tersebur membentuk satu kesatuan yang dikuasai oleh hukum – hukum fisis kimiawi, dan atom – atom yang tertinggi nilainya dapat membentuk manusia tidak melebihi kemungkinan kombinasi – kombinasi atom oleh karena itu atom itu tidak pernah melampaui potensi – potensi jasmani karena kedua – duanya memliki sumber yang sama.
Pada bagian lain, bila materi dihubungkan dengan sejarah bersama – sama dengan alamnya, yang digambarkan oleh kehidupan masyarakat, yang dihubungkan individu dengan individu maka akan melahirkan kebutuhan, serta akan memberikan gaya hidup, yang disebabkan oleh materi dan kecendrungan untuk memilikinya.
Dengan merinci pendapat di atas aliran materialisme dapat diambil kesimpulan dimana aliran materialisme adanya alam dan struktur kehidupan oleh karena adanya kesatuan – kesatuan materi yang terdiri dari atom – atom. Gerakan atom – atom itu mengadakan gerakan – gerakan yang teratur dan secara berkala menurut hukum alam materi. Di satu sisi pendapat ini sangat berlebihan karena ia membicarakan jiwa, sukma dan roh yang merupakan materi dan proses terjadinya tidak berbeda dengan materi.
3. Aliran Rasionalisme
Rasionalisme adalah suatu aliran filsafat yang muncul pada zaman modern dengan menekankan bahwa dunia luar adalah sesuatu yang riil. Realitas berbeda dengan jiwa yang mengetahui objek atau dunia luar tersebut. Realitas merupakan pertemuan pertemuan jiwa manusia dan dunia luar sebagai objeknya. Rasionalisme memliki suatu keyakinan bahwa sumber pengetahuan terletak pada rasio manusia melalui persentuhanan dengan dunia nyata di dalam berbagai pengalaman empirisnya.
Rasionalisme menekankan bahwa kesempurnaan kemanusiaan tergantung pada kualitas rasionya dalam mencerna realitas yang ada di sekitarnya. Kualitas rasio manusia ini tergantung kepada penyediaan kondisi yang memungkinkan berkembangnya rasio ke arah yang memadai untuk menelaah berbagai permasalahan kehidupam menuju penyempurnaan dan kemajuan. Pribadi – pribadi yang rasional adalah pribadi – pribadi yang mempunyai suatu keyakinan atas dasar kesimpulan yang berlandasan pada analisis mendalam terhadap berbagai bukti yang dapat dipercaya, sehingga terdapat hubungan rasional antara ide dan kenyataan empirik.
C. Manfaat Filsafat Bagi Manusia
Ada beberapa manfaat filsafat bagi manusia sebagai berikut :
1. Mengasah otak
Pada dasarnya dalam berfilsafat kita menggunakan otak kita untuk berfikir, benar-benar fikiran yang menjadi titik tolat, buku atau referensi hanya sebagai fasilitas. Dengan selalu memikirkan apa yang ada di sekitar kita, maka secara otomatis kecerdasan otak kita akan meningkat.
2. Melatih keberanian
Dalam berfilsafat kita wajib untuk menyampaikan pendapat atau pemikiran kita di depan umum, dalam suatu forum atau diskusi. Hal ini jika dilakukan secara rutin sksn mampu menambah kepercayaan diri dan keberanian anda.
3. Mendapatkan sebuah solusi
Ketika kita memiliki masalah pasti diperlukan sebuah solusi atau pemecahan masalah. Anda bisa mencari solusi atau jawaban dari masalah anda dengan berfilsafat atu bertukar pendapat dan pemikiran dengan orang lain. Dengan begitu kita akan mendapatkan jalan keluar yang baik bagi kita dan tidak merugikan pihak lainnya.
4. Membentuk karakter baik (character building)
Ternyata manfaat mempelajari filsafat akan mampu membentuk karakter baik pada peserta didik atau orang yang berfilsafat, karena ketika kitea berfikir atau berfilsafat di situ terdapat sebuah pelatihan untuk berfikir kritis, berani mengambil keputusan, menempatkan keadilan di atas segalanya. Dengan hal ini secara tidak disadari akan terbentuk karakter yang baik pada diri orang-orang yang berfilsafat.
5. Open minded (mendapatkan suatu perubahan)
Dengan kehadiran filsafat mampu menjadikan manusia untuk membuka cakrawala, mau menerima perubahan dari luar dengan memfilternya terlebih dahulu, tidak menjadi masyarakat yang kolot atau tradisional yang menganggap dirinya paling benar sehingga susuah untuk mendapatkan kemajuan.
6. Menambah wawasan atau pengetahuan
Khusus bagi pemula, dengan belajar filsafat akan menambahkan ilmu pengetahuan yang mereka miliki. Selain itu juga bisa membuka cakrawala berfikir menjadi lebih baik dan mampu menterjemahkan semua poeristiwa yang terjadi dalm kehidupannya agar mampu mendapatkan jalan yang benar dalam hidupnya.
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Pada tahap awal kelahiran filsafat sesungguhnya mencakup seluruh ilmu pengetahuan, kamudian berkembang sedemikian rupa menjadi semakin rasional dan sistematis. Seiring dengan perkembangan itu, wilayah pengetahuan manusia semakin luas dan bertambah banyak, tetapi juga semakin mengkhusus atau spesifik. Lalu lahirlah berbagai disiplin ilmu pengetahuan yang satu persatu mulai memisahkan diri dari filsafat. Namun kendati pun demikian, tidak berarti filsafat telah menjadi begitu miskin sehingga tinggal terarah hanya kepada satu permasalahan pokok, dengan wilayah pengetahuan yang semakin sempit dan pada suatu saat akan lenyap sama sekali.
Kenyataannya, masalah-masalah pokok yang dihadapi filsafat tak pernah berkurang. Karena banyaknya masalah pokok yang harus dibahas dan dipecahkan, diantara tugas filsafat antara lain termasuk melaksanakan pemikiran rasional analisis dan teoritis (bahkan spekulatif) secara mendalam dan mendasar melalui proses pemikiran yang sistematis, logis, dan radikal (sampai keakar-akarnya), tentang problema hidup dan kehidupan manusia.
B. Saran
Filasafat menjadi sebuah ilmu yang pada sisi-sisi tertentu berciri eksak di samping nuansa khas filsafat, yaitu spekulasi, keraguan, rasa penasaran dan ketertarikan. Filsafat juga bisa berarti perjalanan menuju sesuatu yang paling dalam, sesuatu yang biasanya tidak tersentuh oleh disiplin ilmu lain dengan sikap skeptis yang mempertanyakan segala hal. Jadi kami merasa ilmu filsafat ini ilmu yang tinggi yang tentu juga perlu pemahaman tinggi untuk memahaminya. Jika ada kesalahan atau ketidaksamaan pendapat dalam makalah ini, pembaca dapat memberikan masukan atau kritikan yang membangun pada kami.
Daftar pustaka
Endraswara, Suwardi. 2012. Filsafat ilmu. Yogyakarta : penerbit C A P
Jalaluddin dkk. 1997. Filsafat dan pendidikan. Jakarta : Penerbit Media Pratama jakarta
Soetriono dkk. 2007. Filsafat ilmu dan metodologi penelitian : penerbit Andi Offset
Muhmidayeli. 2011. Filsafat pendidikan : Penerbit Refika Aditama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar